Trump Pangkas Besar-besaran Program USAID, Bantuan Pangan Numpuk di Gudang

Washington D.C. – pttogel Kebijakan kontroversial dari mantan Presiden AS Donald J. Trump kembali menjadi sorotan setelah pemerintahannya melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap program bantuan luar negeri melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Imbas dari kebijakan tersebut, ribuan ton bantuan pangan yang seharusnya disalurkan ke negara-negara yang membutuhkan, kini menumpuk di gudang dan terancam rusak sebelum sempat digunakan.
Pemangkasan yang Mengejutkan Dunia
Melalui Perintah Eksekutif No. 14169 yang dikeluarkan pada awal tahun 2025, Trump menghentikan sementara seluruh bantuan luar negeri AS selama 90 hari untuk “meninjau efektivitas dan kepentingan nasional dari setiap dolar yang keluar dari kas negara.” Namun, efeknya jauh lebih besar dari yang dibayangkan.
baca juga: retno-marsudi-lewat-diplomasi-ri-tegas-konsisten-bela-kemanusiaan
Lebih dari 95% staf USAID diberhentikan, dan lebih dari 5.200 kontrak bantuan internasional dibatalkan secara sepihak. Program-program jangka panjang yang mencakup bantuan pangan, air bersih, layanan kesehatan, hingga pembangunan infrastruktur sosial di negara-negara berkembang ikut terhenti total.
Bantuan Pangan Tertahan di Gudang
Dampak paling nyata terlihat dari menumpuknya bantuan pangan di berbagai pusat logistik USAID di seluruh dunia. Berdasarkan laporan Reuters dan Devex:
-
Sekitar 66.000 metrik ton makanan bantuan — termasuk biskuit tinggi energi, kacang-kacangan, dan biji-bijian bergizi — kini tertahan di gudang USAID di Djibouti, Dubai, Afrika Selatan, dan Houston (AS).
-
Nilai total makanan tersebut mencapai lebih dari USD 98 juta.
-
Bantuan itu seharusnya menjangkau lebih dari 3,5 juta orang yang kelaparan di berbagai negara.
Namun, karena proses distribusi dibekukan, stok bantuan tersebut menghadapi risiko kedaluwarsa, pembusukan, dan bahkan kemungkinan pemusnahan.
“This is not just a bureaucratic holdup — it’s a life-and-death crisis,” kata seorang pejabat PBB yang enggan disebutkan namanya.
Krisis di Lapangan: Anak-anak dan Pengungsi Jadi Korban
Beberapa wilayah yang paling terdampak oleh kebijakan ini antara lain:
-
Nigeria Timur Laut: Ratusan ribu pengungsi kehilangan akses terhadap makanan, air bersih, dan pengobatan. Program nutrisi untuk anak-anak balita dihentikan sepenuhnya.
-
Uganda: Sekitar 1 juta pengungsi kini tak lagi mendapatkan ransum dari USAID. Tingkat malnutrisi melonjak drastis, memicu kekhawatiran akan gelombang kematian massal.
-
Afghanistan dan Yaman: Bantuan kemanusiaan untuk korban perang dan kelaparan ekstrem dihentikan, memperparah penderitaan masyarakat sipil.
-
Asia Tenggara (termasuk Kamboja dan Myanmar): Program pencegahan TB dan HIV/AIDS yang sebelumnya didanai USAID terpaksa dihentikan karena kekurangan dana operasional.
Kritik dari Komunitas Internasional
Langkah Trump menuai kritik dari banyak pihak, termasuk dari dalam negeri AS sendiri. Para senator dari Partai Demokrat dan beberapa dari Partai Republik menyatakan bahwa kebijakan ini “tidak bermoral” dan “mengancam reputasi AS sebagai pemimpin global dalam bantuan kemanusiaan.”
Organisasi internasional seperti World Food Programme (WFP), Save the Children, dan Doctors Without Borders mengecam keputusan tersebut sebagai bentuk “pengabaian terhadap nyawa manusia.”
“Ini bukan soal politik atau anggaran. Ini soal kemanusiaan,” ujar David Beasley, Direktur Eksekutif WFP.
Akankah Bantuan Disalurkan Kembali?
Meski tekanan internasional terus meningkat, hingga kini belum ada tanda-tanda kebijakan tersebut akan dibatalkan sepenuhnya. Pemerintah transisi yang terbentuk setelah pemilu masih belum menetapkan sikap resmi terkait kelanjutan program USAID.
Sementara itu, ribuan ton bantuan pangan tetap terkurung di gudang, menjadi simbol nyata dari krisis kemanusiaan yang diciptakan oleh kebijakan politik.
Kesimpulan
Kebijakan pemangkasan besar-besaran terhadap USAID oleh mantan Presiden Donald Trump telah menyebabkan bencana kemanusiaan di berbagai wilayah dunia. Di saat jutaan orang menghadapi kelaparan dan penderitaan, bantuan pangan justru menumpuk tak terpakai di gudang. Komunitas internasional pun mendesak agar kebijakan ini segera ditinjau ulang, demi menyelamatkan nyawa dan menjaga martabat kemanusiaan.
sumber artikel: www.storagehainescity.com