PKB: Kehadiran Cak Imin ke pelantikan Paus pererat hubungan RI-Vatikan

Jakarta – Neng Eem Marhamah Zulfa, Ketua Fraksi PKB MPR RI, menyatakan bahwa kehadiran Abdul Muhaimin Iskandar, yang akrab dipanggil Cak Imin, di pelantikan Paus Leo XIV dapat memperkuat ikatan Republik Indonesia dengan Vatikan.
Dia menjelaskan bahwa kehadiran Cak Imin melambangkan pemerintah Indonesia dan menegaskan komitmen negara untuk menjalin hubungan diplomatik dan kerjasama dengan Vatikan. Ia juga membawa surat resmi dari Presiden RI Prabowo untuk Paus Leo XIV.
“Hal ini menunjukkan betapa pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi hubungan dengan Vatikan dan komunitas Katolik di seluruh dunia. Kita bisa lihat, kemarin Pak Menko begitu akrab berbincang dengan Paus Leo XIV,” ucap Neng Eem di kompleks parlemen, Jakarta, pada cvtogel hari Senin.
Neng Eem menilai kehadiran Cak Imin, yang juga merupakan Ketua Umum PKB, sebagai lambang persahabatan yang kuat antara Indonesia dan Vatikan.
“Ini menunjukkan bahwa Indonesia dan Vatikan dapat menjadi pilar dalam mewujudkan perdamaian dunia, serta menciptakan kemanusiaan yang aman, damai, dan sejahtera,” tambahnya.
Bagi PKB, dia menilai bahwa pertemuan Cak Imin dengan Bapa Paus menegaskan komitmen PKB dalam memperkuat hubungan antaragama dan menjaga toleransi.
Dia juga mengucapkan selamat kepada Paus Leo XIV yang baru menjabat sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
“Semoga Paus baru mampu membawa Gereja Katolik ke arah yang lebih positif serta memperkuat kerjasama dengan komunitas internasional,” tuturnya.
Bendungan Jenelata dirancang untuk menampung hingga 223,6 juta meter kubik air. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan banjir tahunan yang sering terjadi dari Sungai Jenelata yang meluap di daerah Gowa dan Makassar.
Dengan bendungan ini, aliran banjir dapat ditekan dari 1. 037 m³/detik menjadi 686 m³/detik, didukung dengan daya kontrol jangka panjang selama 50 tahun.
Selain memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitarnya, Agung menjelaskan bahwa proyek ini juga menerapkan metode kerja inovatif yaitu menggunakan teknologi Building Information Modeling (BIM) untuk meningkatkan efisiensi dalam desain dan kolaborasi antar disiplin dalam konstruksi.
Sesuai dengan visi perusahaan untuk terus menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social, Governance (ESG), pembangunan Bendungan Jenelata juga memanfaatkan panel surya dan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi serta mendukung proses bisnis yang berkelanjutan.
Lebih dari itu, keberadaan bendungan ini akan berkontribusi pada ketahanan pangan Indonesia. Bendungan Jenelata akan menjadi salah satu sumber air irigasi untuk lebih dari 25. 000 hektar lahan pertanian di Bili-Bili, Bissua, dan Kampili.
Dengan penerapan pola tanam Padi-Padi-Palawija, indeks penanaman di wilayah tersebut diperkirakan akan meningkat hingga 300 persen.
Jumlah air baku sebesar 6,05 m³/detik juga akan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Maros, dan Takalar, termasuk untuk industri seperti pabrik gula di Takalar.
Dari sudut pandang energi, Bendungan Jenelata memiliki potensi untuk menghasilkan tenaga listrik hingga 7 megawatt (MW). Area sekitar bendungan juga direncanakan untuk dikembangkan menjadi lokasi wisata air dan kuliner yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus memperkuat sektor pariwisata berbasis komunitas.
“WIKA hadir bukan hanya sebagai kontraktor, tetapi juga sebagai pelopor penerapan ESG dalam sektor konstruksi. Dengan proyek Bendungan Jenelata, kami percaya bahwa infrastruktur yang dibangun dengan kesadaran lingkungan dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial akan menjadi investasi jangka panjang untuk Indonesia,” jelas Agung.
Ia juga menyatakan bahwa pembangunan Bendungan Jenelata mencerminkan kerjasama antara pemerintah, investor, BUMN, rekan kerja, dan masyarakat setempat untuk menciptakan infrastruktur berkelanjutan yang sesuai dengan kebutuhan daerah serta menghadapi tantangan masa kini.“Proyek ini diharapkan bisa menjadi awal menuju Sulawesi Selatan yang kuat dan mandiri,” ujarnya.