May 18, 2025

Bahlil minta Eni percepat jadwal produksi, penuhi target APBN

Balikpapan, Kaltim – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta Eni. Kontraktor yang bekerja sama dalam bidang minyak dan gas, untuk mempercepat produksi dari sumur-sumur yang kini dalam tahap eksplorasi, yang awalnya direncanakan pada tahun 2029 menjadi 2028.

“Upaya percepatan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah lifting migas kami,” imbuh Bahlil saat berada di Fasilitas Penerimaan Darat (Onshore Receiving Facility atau ORF) di Jangkrik, Handil Baru, Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada hari Kamis.

Bahlil menginformasikan bahwa Eni akan menambah pemasokan gas sebesar 1. 500 juta metrik standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 90. 000 barel setara minyak per hari (BOEPD) kondensat.

Eni akan memulai pembangunan infrastruktur untuk mengeksplorasi Blok North Ganal yang terletak di lepas Pantai Samboja, sekitar 45,9 mil laut atau 85 km dari timur laut Balikpapan, dimulai pada tahun 2025.

Proyek ini akan dimulai setelah Rencana Pengembangan Lapangan (POD) mendapatkan persetujuan dari SKK Migas pada 17 Agustus 2024.

Penemuan Blok North Ganal oleh Eni membuat perusahaan energi asal Italia ini menjadi salah satu penghasil gas terbesar di dunia dengan potensi cadangan mencapai 5 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF).

Saat ini, Eni sudah memproduksi 80. 000 barel setara minyak dari Lapangan Jangkrik dan Merakes yang juga terletak di lepas Pantai Samboja, Selat Makassar.

Target nasional untuk lifting migas adalah 605. 000 BOPD dan gas 1,01 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) sesuai dengan ketentuan Undang-Undang APBN 2025.

Realitasnya, saat ini terdapat produksi minyak sebesar 580. 000 BOPD, sedangkan konsumsi minyak nasional mencapai 1,5 juta BOPD, menunjukkan adanya defisit yang cukup besar, hampir mencapai 1 juta BOPD.

Sebelumnya, Menteri Bahlil, didampingi Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri, dan Gubernur Kalimantan Timur Rudi Mas’ud, memeriksa fasilitas South Processing Unit (SPU) yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM).

Fasilitas SPU, yang sebelumnya dikelola oleh Total Indonesie dan kini oleh PHM, digunakan untuk menerima serta mengolah gas dan minyak dari Blok Mahakam serta blok-blok KKKS lainnya di kawasan selatan Selat Makassar.

Setelah proses selesai, gas hasil olahan dari SPU dipompa ke Bontang untuk diproses lebih lanjut di kilang PT Badak NGL.

Sementara itu, minyak dikirim ke Kilang Balikpapan menggunakan kapal tanker.

PHM juga melakukan reaktivasi atau menghidupkan kembali sumur-sumur tua untuk memproduksi.

Sumur-sumur tersebut diperlakukan dengan berbagai teknik perawatan, seperti injeksi air atau bahan kimia, untuk mengekstraksi minyak yang masih terjebak di pori-pori batuan, seperti yang dilakukan di sumur-sumur Delta Mahakam.

“Sehingga, mereka bisa mempertahankan lift-nya,” tambah Bahlil cvtogel.

Saat ini, PHM memiliki rata-rata lifting minyak dan kondensat sebesar 25. 000 barel per hari dan 399 MMSCFD gas per hari dari Lapangan SPS hingga Maret 2025.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.