Mendukbangga: Program MBG Perkuat Ketahanan Gizi Keluarga

Jakarta, 11 Oktober 2025 (cvtogel)— Pemerintah terus memperkuat ketahanan gizi keluarga melalui pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini diperluas tidak hanya untuk anak sekolah, tetapi juga bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD. Menteri Dukungan dan Bangga (Mendukbangga) menegaskan bahwa MBG merupakan bukti nyata kehadiran negara dalam menjaga kesehatan generasi masa depan.
“Program MBG bukan sekadar kegiatan makan bersama. Ini adalah strategi nasional untuk memperkuat gizi keluarga, menurunkan angka stunting, dan memastikan anak Indonesia tumbuh sehat serta cerdas,” ujar Mendukbangga dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (11/10).
Sasaran Luas, Dampak Nyata
Awalnya MBG difokuskan bagi siswa sekolah dasar dan menengah. Namun, dalam evaluasi kebijakan tahun 2025, pemerintah memperluas jangkauan ke kelompok “3B” yakni ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD. Langkah ini dilakukan untuk menjamin pemenuhan gizi sejak 1.000 hari pertama kehidupan, masa paling krusial bagi pertumbuhan anak.
Data Kementerian Dukungan dan Bangga mencatat, hingga September 2025, program MBG telah menjangkau 1,2 juta penerima manfaat dari kelompok 3B di berbagai daerah, dengan target mencapai 9,3 juta keluarga pada akhir tahun.
Wujudkan Kemandirian Gizi di Daerah
Pelaksanaan MBG dilakukan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mengelola dapur-dapur bergizi di tingkat kabupaten dan kota. Program ini menggandeng koperasi lokal, kelompok usaha masyarakat, dan UMKM pangan untuk menyediakan bahan makanan segar dari lingkungan sekitar.
“Dengan melibatkan pelaku usaha lokal, kita tidak hanya memberi makan bergizi, tapi juga menggerakkan ekonomi desa,” jelas Mendukbangga.
Menu makanan yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan gizi masing-masing kelompok sasaran. Misalnya, menu ibu hamil diperkaya protein dan zat besi, sementara untuk anak balita difokuskan pada sumber energi dan mikronutrien penting.
Tantangan di Lapangan
Meski menunjukkan hasil positif, pelaksanaan MBG masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah akses distribusi ke daerah terpencil, serta kebutuhan peningkatan kualitas dapur dan tenaga pelaksana.
Selain itu, Mendukbangga menyoroti pentingnya penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat untuk menjamin keamanan pangan. “Setiap dapur MBG wajib memastikan higienitas bahan dan proses produksi agar tidak terjadi insiden yang merugikan masyarakat,” tegasnya.
Pemerintah juga memperkuat sistem pendataan penerima manfaat agar bantuan tepat sasaran dan menghindari duplikasi penerima.
Sinergi Lintas Sektor
Program MBG dijalankan melalui kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Kesehatan, BKKBN, dan pemerintah daerah. Para kader dan petugas lapangan menjadi ujung tombak dalam mendata keluarga sasaran serta menyalurkan bantuan makanan bergizi setiap hari.
“Kunci keberhasilan MBG adalah sinergi — dari pusat hingga desa. Semua pihak harus bergerak bersama agar tidak ada lagi anak yang kekurangan gizi,” kata Mendukbangga menutup pernyataannya.
Fakta Singkat Program MBG
-
Nama program: Makan Bergizi Gratis (MBG)
-
Tujuan utama: Meningkatkan ketahanan gizi keluarga dan menurunkan stunting
-
Sasaran: Anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, balita non-PAUD
-
Cakupan per September 2025: ±1,2 juta penerima manfaat
-
Target nasional 2025: 9,3 juta penerima manfaat
-
Pelaksana: Kementerian Dukungan dan Bangga (Mendukbangga) bekerja sama dengan Kemenkes, BKKBN, dan pemda